Ilmu Padi Kuno VS Ilmu Kondom | Cahaya Kehidupan

Ilmu Padi Kuno VS Ilmu Kondom

Moral dan etika pada dasarnya adalah masalah hati dan perilaku manusia terhadap norma-norma hidup. Baik dalam lingkungan keluarga, bermasyarakat atau yang lebih luas berbangsa dan bernegara. Dulu, orang-orang diajarkan mata pelajaran “budi pekerti” seperti yang diceritakan Ayah padaku, atau tentang tata krama dalam pergaulan hidup. Dengan  tujuan setiap orang bisa saling menghargai dan menghormati. Oleh orang tua, para guru, maupun orang yang dianggap bijaksana, dan ketika kelak tumbuh dan berkembang kita akan mengerti dan memahami makna kehidupan yang diajarkan kepada kita akan bermanfaat.
Di zaman sekarang, sepertinya sangat sulit menemukan pelajaran tersebut, hanya sebagian kecil orang tua yang masih mengajarkan ilmu budi pekerti pada anak-anaknya ataupun murid-muridnya karena sibuk dengan aktifitas masing-masing. Dan mungkin sudah tidak diajarkan di sekolah-sekolah sekarang ini. Sewaktu saya sekolah, masih ingat ada pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila)  masih ada keterkaitan dengan pelajaran budi pekerti. Dan setelah itu berganti ajaran baru, dan silih berganti  kebijakan, tidak tahu sekarang.
Yang menjadi persoalan adalah ajaran budi pekerti atau tata krama itu kini sudah dianggap kuno atau anak sekarang menyebutnya sudah jadul alias kadaluarsa. Merasa bahwa kemajuan sekarang ini adalah yang terbaik dan hebat. Karena tidak ada benteng iman budi pekerti maka ilmu yang didapat itu akan cenderung  mengarahkan ke hal-hal yang kurang terarah. Banyak contoh disekitar kita, sekarang negeri ini melahirkan para pejabat dan pemimpin pintar tapi  korupsi, orang-orang terkenal tapi karena skandal seks bebas, dan anak-anak remaja yang pandai tapi terseret hedonisme dan narkoba.
Miris sekali setiap melihat tayangan berita di televisi atau baca berita online, sepertinya sedikit sekali berita yang  menayangkan berita-berita positif, menyenangkan, menyejukkan, dan membanggakan. Tapi lebih banyak yang negatif. Ini bisa berbahaya karena akan menggiring opini dan perilaku buruk terhadap yg melihat dan membacanya dan tertanam dibenak kita. Mungkin memang orang sekarang banyak yang pintar-pintar. Tetapi  kepintaran itu seolah dibuat untuk membodohi orang lain. Padahal, jika orang pintar tersebut tidak melupakan ajaran budi pekerti dan iman, serta mau mengamalkan dengan sunnguh-sungguh, tulus ikhlas, saya yakin semakin banyak orang pintar di negeri ini, yang ilmunya akan semakin berguna, juga akan semakin bijaksana.
Ibarat padi semakin berisi semakin merunduk. Tapi sayang sudah jarang orang yang meniru ilmu padi, sekarang ini menurut Saya orang-orang telah menggunakan  ilmu kondom, yaitu semakin  berisi semakin tegak berdiri dan kebahagiannya tidak dirasakan sendiri tapi juga dinikmati orang lain. Tapi kategori ini sangat berbahaya karena bisa berefek negatif yaitu bebas ekspresi yang kebablasan, ini adalah penyakit.  Mungkin disini maksud saya adalah  bahwa akan lebih baik kita harus tetap mempelajari dan mengamalkan ilmu padi dan sekaligus juga menerapkan ilmu kondom tetapi tentu saja secara sehat dan pada tempatnya. Maka dengan mengkombinasikan ilmu padi dan ilmu kondom, orang akan semakin pintar, semakin bijak, dan bisa semakin  berguna bagi orang lain secara bertanggungjawab.
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com

0 Response to "Ilmu Padi Kuno VS Ilmu Kondom"

Post a Comment

Translate