Alat Telekomunikasi Jadul | Cahaya Kehidupan

Alat Telekomunikasi Jadul

           Saya bermaksud memperkenalkan suatu peristiwa aneh ini sebagai sejarah yang tidak dapat ditawar atas kebenarannya dan saya bermaksud untuk tetap menlanjutkan proses aplikasi perobahan zaman dengan adanya teknologi baru yang dinegeri ini sulit dikenal modelnya. Secara kebetulan, dinegeri ini tidak pernah terencana terkonsep maupun masuk dalam tujuan cara berteknologi “telekomunikasi “, sehingga saya dengan kebebasan berimprofisasi selama ini.
Waktu itu terjadi tahun 1988 di Magelang Kota, bahwa setiap tanggal satu Oktober dinegeri kita setelah tanggal 30 September hari penumpasan PKI hari berikutnya, yaitu tanggal satu Oktober selalu diperingati sebagai hari kesaktian Pancasila di seluruh Indonesia. Seperti hari besar yang lain, sehabis upacara dilapangan dibawah gunung Tidar yang sekarang untuk Golf, Bapak Walikota dengan didampingi pejabat teras, langsung mengunjungi Pameran Pembangunan tingkat Kota yang peringati digedung Kyai Sepanjang Magelang. Dari puluhan stand seperti PLN, Perumtel dan banyak lagi stan milik Instansi Pemerintah dan Swasta sebagai anggota ORARI lokal Magelang, saat itu aku ikut membuat stand juga.
Dari tempat itulah awal mula terjadi proses lahirnya HP atau Hand Phone masuk ke Indonesia, karena praktek dan tulisanku seperti model di Komasiana ini, saya tulis di buku pesan dan kesan distan Perumtel didengar langsung oleh Menparpostel dengan kisah nyata yang banyak faktor yang tidak saya sengaja sebelumnya.
Cerita begini.
Dimualai dari saya kenal seorang Militer Hub Dam IV Diponegoro Magelang, bernama Mayor Soewardi setelah lama saya tidak ketemu didarat, saya hanya berkomunikasi dengan surat setelah pindah ke Denmabes AD Jakarta. Tanpa dinyana, ternyata saya ketemu dipameran itu. Aku hampir tidak percaya waktu itu dipanggil seseorang disamping Wali Kota dengan dandanan Pejabat.  Tidak taunya, yang memanggil saya itu adalah pejabat dari Parpostel Semarang sebagai Kabidalfrek yang saya kenal awalnya menjadi musuh dalam ekperimen radio yang selalu disita waktu dinas di PHB Magelang karena belum kenal apa itu Amatirisme Radio. Awalnya saya tidak tau kalau beliau menjabat di Semarang dan keluarga masih di Jakarta. Pantes saja diiringi beberapa orang Perumtel Magelang yang salah satunya mas Kahar sebagai karyawan Perumtel juga anggota ORARI sekarang entah dimana mungkin beliau perlu kenal juga kalau semua dampaknya menjadi begini besar.
Dari stan Perumtel Magelang itu, sampai giliran temanku menulis pesan dan kesan, entah mengapa kok saya yang nulis yang bunyinya begini : “Kalau aku menjadi Menteri, saya akan membuat departemen baru di Indonesia”. Dari tulisan itu, dari kesulitan perumtel saat itu, harusnya ada telpon tanpa kabel yang sudah saya praktekkan antara Karoseri ABC Kota Magelang dengan Tempuran karena perumtel belum menyediakan jaringan disana. Hingga sekarang, BTS jaringan tanpa kabel pertama akhirnya berdiri berkat pejuangan saya sekaligus untuk uji coba sistem AMPS terkoneksi Hand Pone analog yang akhirnya menjadi digital saat ini . Dari tulisan itulah Perumtel Semarang menjadi sasaran Deparpostel pusat gara - gara tulisanku. Menparpostel Soesilo Soedarman, mengadakan temu wartawan setelah ditanyakan di Motorolla dan Erikson kata teman saya yang sangat layak katanya bahwa Hand Phone dipraktekkan di Indonesia.
Dengan tulisan itu, Menparpostel rupanya ada pembisik hingga datang sendiri ke pabrik menurut cerita teman saya. Sehingga terjadi temu wartawan di Semarang sebagai awal mula dilibatkannya pihak swasta ikut menjadi pengelola telekomunikasi saat ini. Dari kegiatan dan teman - teman yang dilibatkan dan dilakukan teman saya atas ide saya, beliau selalu menilpun atau menulis surat kepada saya. Walau semua sudah meninggal dunia, hingga sekarang, saya masih menyimpan surat tentang konsep konsep saya yang sudah disampaikan kepada Institusi oleh teman saya tersebut. 
Sumber : ekonomi.kompasiana.com

0 Response to "Alat Telekomunikasi Jadul"

Post a Comment

Translate