Waduk Saguling | Cahaya Kehidupan

Waduk Saguling

Waduk Saguling
   Semula, Waduk Saguling direncanakan hanya untuk keperluan menghasilkan tenaga listrik. Pada tahap pertama pembangkit tenaga listrik yang dipasang berkapasitas 700 MW, tetapi bila di kemudian hari ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit dapat ditingkatkan hingga mencapai 1.400 MW.
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan permasalahan lingkungan di daerah itu, Saguling ditata-ulang sebagai bendungan multiguna, termasuk untuk kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-akuakultur, pariwisata, dan lain-lain. Sekarang, waduk ini juga digunakan untuk kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran. Hal ini membuat Waduk Saguling kondisinya lebih mengkhawatirkan ketimbang Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang sudah dibangun lebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena sebagai pintu pertama Sungai Citarum, di Saguling inilah semua kotoran "disaring" untuk pertama kali sebelum kemudian disaring kembali oleh Waduk Cirata dan terakhir oleh Waduk Jatiluhur.
Daerah di sekitar Waduk Saguling berupa perbukitan, dengan banyak sumber air yang berkontribusi pada waduk. Hal tersebut membuat bentuk Waduk Saguling sangat tidak beraturan dengan banyak teluk. Daerah waduk ini asalnya adalah berupa daerah pertanian. Selain untuk mengairi persawahan penduduk sekitar, waduk ini juga menjadi slaah satu alternatif wisata warga, bahkan di hari-hari libur wisatawan luar kota juga banyak yang datang.
Banyak hal yang bisa dilakukan di sekitar Saguling, memancing, naik perahu keliling danau, santai di atas waduk dan permainan air lainnya. Yang pasti berada disekitar waduk cukup sejuk udaranya, cocok sekali untuk wisata keluarga.


     PLTA Saguling Makin Renta

Di siang hari, air bendungan itu tampak elok seperti danau alami. Tenang dan hijau berkilauan diterpa sinar mentari. Namun di balik kemilaunya yang indah, dia mengalami banyak masalah. Saguling belum beranjak pulih dari sakitnya. Belum ada kemajuan pada kondisi waduk penggerak PLTA yang mulai beroperasi sejak Februari tahun 1985 itu. Meningkatnya sedimentasi secara kontinu dan buruknya mutu air akibat berbagai polutan yang meracuni Citarum, mengancam kinerja PLTA yang menjadi andalan pasokan listrik interkoneksi Jawa-Bali tersebut. Jika tidak ada perbaikan, PLTA yang semula dirancang untuk hidup dan menyuplai persediaan energi listrik selama 59 tahun itu hanya akan mampu bertahan selama 45 tahun. Dengan kata lain, sisa hidupnya tinggal 23 tahun saja. Bahkan, jika kondisi terus memburuk, waktu Saguling untuk tutup usia semakin dekat. Mendekatkan Jawa-Madura-Bali pada krisis energi listrik.

PLTA Saguling mampu memasok listrik hingga 2,5 miliar Kwh untuk kawasan Jawa- Madura-Bali. Ketika terjadi gangguan seperti padam listrik atau kekurangan pasokan listrik di Jawa-Madura-Bali, PLTA ini hanya membutuhkan waktu sekitar enam menit untuk segera menyambung jaringan listrik tersebut. Kemampuan sinkronisasi yang tinggi ini membuat posisi Saguling cukup vital bagi jaringan listrik kawasan tersebut.

Pembangunan PLTA Saguling dilakukan pada tahun 1980-1986. Seperti makhluk hidup, PLTA seluas 5.600 ha ini sangat menggantungkan hidupnya pada keberadaan air yang berkualitas. Keempat turbin pembangkit yang masing-masing berkapasitas 175,18 MW akan bekerja maksimal menghasilkan energi listrik 700-720 Kilowatts per jam jika kuantitas air sebanyak 875 juta meter kubik terpenuhi dibarengi dengan kualitas air yang memadai.

Layaknya ibu susu, selama ini Sungai Citarum memberi kehidupan bagi jutaan manusia yang hidup di Jawa Barat pun bagi Saguling. Namun, kenyataan tersebut belum sepenuhnya disadari oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat. Rendahnya komitmen pelaksanaan pengelolaan lingkungan oleh industri yang mengeluarkan limbah ataupun masyarakat yang membuang limbah domestik ke Citarum memberi kontribusi besar pada penurunan kualitas air dan pendangkalan (sedimentasi) sungai tersebut. Tercemarnya Sungai Citarum oleh limbah industri dan limbah rumah tangga merupakan pemantik terjadinya penurunan mutu air. Bagi Saguling, kondisi tersebut berdampak pada berkurangnya usia PLTA.
Limbah pabrik yang mengandung sulfur saat bereaksi dengan air akan berubah menjadi asam sulfida (H2S). Menurut Sudibyanto, General Manager Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Saguling, PT Indonesia Power, Rabu (23/1), tingkat pencemaran air di Saguling sudah sangat parah.
Menurut Sudibyanto, unsur bersifat asam inilah penyebab korosi (pengaratan) berlangsung sangat cepat. Hal ini mengakibatkan penipisan pada peralatan PLTA Saguling. Imbasnya, peralatan yang seharusnya bisa bekerja untuk waktu 15 tahun, akibat korosi hanya bisa bertahan selama lima tahun atau sepertiga usia ideal alat tersebut. Keadaan ini otomatis mengurangi keandalan pembangkit dan umur ekonomis PLTA. Salah satu mesin PLTA Saguling yang rawan terkena dampak korosi akibat pencemaran air adalah mesin pendingin yang berfungsi mendinginkan generator, bantalan mesin, dan mesin lainnya. "Kalau rusak, semua mesin bisa berhenti dan efeknya besar sekali pada PLTA. Akibatnya, kami harus mengeluarkan biaya perawatan Rp 2 miliar per tahun," kata Sudibyanto.
Pencemaran air Citarum juga memicu percepatan sedimentasi waduk, sumber energi penggerak turbin. Sampai akhir tahun 2006, sedimentasi yang diakibatkan sampah dan lumpur telah mencapai 80,3 juta meter kubik. Untuk tahun 2007 penghitungan masih dilakukan dan kemungkinan besar angka pendangkalan tersebut bertambah. Saat ini, laju sedimentasi yang mencapai angka 4,2 juta meter kubik per tahun telah melewati ambang batas yang ditetapkan dalam desain PLTA Saguling, yaitu kurang dari empat juta meter kubik per tahun." Jadi pendangkalannya lebih cepat dari desain. Sedimentasi 2007 bisa jadi mencapai 84 atau 85 juta meter kubik," kata Djoni Santoso, Manajer Lingkungan PT Indonesia Power PLTA Saguling.
Penambahan sedimentasi ini semakin mendekati ambang batas pendangkalan (dead storage) yang ditetapkan dalam desain awal PLTA, yaitu 167,7 juta m3. Ketika sedimentasi melebihi batas ini PLTA tidak akan berfungsi menggunakan waduk. "Jadinya hanya run off river. Mesin baru dioperasikan saat air mengalir dari sungai. Dengan begitu, kotoran bisa langsung masuk turbin dan merusak turbin. Run off ini hanya bisa untuk mesin kecil. Sementara itu, Saguling bermesin besar, 175 MW per mesin," tutur Djoni.
Sekarang sudah 23 tahun Saguling hidup. Jika kondisi pencemaran dan sedimentasi tidak bertambah parah, usia PLTA Saguling bisa mencapai 45 tahunan. Bahkan, jika limbah teratasi dan laju sedimennya di bawah 4 juta m3 per tahun tentu usianya bisa lebih panjang.
Sudibyanto mengatakan, sampai saat ini pencemaran belum berdampak langsung pada pasokan listrik Jawa-Bali. Akan tetapi, ketika pendangkalan sudah parah, dampak itu akan terasa. "Pada musim hujan air akan langsung meluap, seperti sungai dan bendungan tak ada artinya. Saat musim kemarau kita tidak bisa manfaatkan air sehingga pasokan listrik berkurang. Energi listrik dari air berkurang karena air sebagian besar melimpas akibat danaunya dangkal. Dan, air yang meluap sama dengan listrik yang hilang, sama juga dengan uang yang hilang," tuturnya.
Bagaimanapun Citarum adalah pemompa denyut nadi jutaan orang, terutama di Jawa Barat. Airnya menjadi sumber kehidupan manusia sekaligus energi bagi ribuan industri yang menafkahi jutaan orang. Kerusakan pada air sungai akan memengaruhi kelangsungan hidup semua organisme. Cepat atau lambat.

Informasi Infrastruktur

Propinsi
:
Jawa Barat 
Sektor
:
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 
Tahun Mulai
:
1980 
Tahun Selesai
:
1986 
Tipe
:
Urugan batu dengan inti tanah 
Tinggi Diatas Dasar Sungai
:
97,50 m
Tinggi Diatas Galian
:
99,00 m
Panjang Puncak
:
301,4 m
Lebar Puncak
:
10,00 m
Volume Tubuh Bendungan
:
2,79000000 m
Biaya
:
Konsultan
:
New Jec (Jepang), PT. Indra Karya 
Kontraktor
:
Dummer Travaux Publics (Perancis) Raya Contractor 
Manfaat
:
Listrik 2156.000 MWH/tahun 
Lokasi




Wajah Saguling :
:
Saguling, Bandung Barat - Jawa Barat
Page FB Anak-Saguling :
https://www.facebook.com/pages/Saguling/144262855638795
https://www.facebook.com/groups/149745155080912
https://www.facebook.com/groups/378134675552764

Page FB Sagulink Comunity:
 https://www.facebook.com/groups/163545290336608

0 Response to "Waduk Saguling"

Post a Comment

Translate